Strategi Cerdas dalam Investasi Tanah Kavling Pinggir Jalan Raya yang Menguntungkan

Mengapa Tanah Kavling Pinggir Jalan Raya Menarik untuk Investasi? 

tipsproperti.com -Banyak investor properti melihat tanah kavling sebagai aset jangka panjang yang nilainya cenderung terus meningkat. Khususnya, tanah kavling di pinggir jalan raya memiliki daya tarik tersendiri karena lokasinya yang strategis. Jalan raya biasanya menjadi jalur utama yang menghubungkan kawasan bisnis, permukiman, hingga pusat perdagangan. Tidak heran, harga tanah di lokasi ini sering kali naik lebih cepat dibandingkan area yang berada jauh dari akses jalan besar.


Strategi Cerdas dalam Investasi Tanah Kavling Pinggir Jalan Raya yang Menguntungkan
Strategi Cerdas dalam Investasi Tanah Kavling Pinggir Jalan Raya yang Menguntungkan


Selain itu, tanah di pinggir jalan raya sangat fleksibel penggunaannya. Pemilik bisa mengembangkannya menjadi ruko, rumah makan, minimarket, atau bahkan disewakan untuk keperluan bisnis. Faktor inilah yang membuat banyak orang mulai melirik investasi tanah kavling pinggir jalan raya sebagai salah satu instrumen investasi yang menjanjikan.

Analisis Potensi Kenaikan Nilai Tanah

Kenaikan harga tanah di pinggir jalan raya biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor:

  1. Aksesibilitas yang tinggi – Semakin mudah diakses kendaraan, semakin tinggi pula nilai jual tanah.
  2. Pertumbuhan ekonomi sekitar – Pembangunan pusat bisnis, sekolah, atau rumah sakit di sekitar jalan raya meningkatkan permintaan tanah.
  3. Proyek infrastruktur pemerintah – Jalan baru, pelebaran jalan, atau jalur transportasi umum akan membuat harga tanah meningkat signifikan.
  4. Perubahan tata ruang kota – Jika suatu kawasan ditetapkan sebagai zona komersial, harga tanah di pinggir jalan otomatis melonjak.

Banyak studi menunjukkan bahwa tanah yang berada di jalur strategis bisa mengalami kenaikan harga hingga 15–20% per tahun, lebih tinggi dari tanah di area perumahan biasa.

Pengalaman Nyata dalam Investasi Tanah

Untuk memberikan gambaran lebih konkret, saya ingin berbagi pengalaman pribadi. Pada tahun 2018, saya membeli tanah kavling di pinggir jalan utama Kota Malang dengan harga Rp1,2 juta per meter. Saat itu, banyak orang meragukan prospeknya karena jalan tersebut masih jarang dilalui kendaraan. Namun, setelah lima tahun, harga tanah di lokasi yang sama melonjak hingga Rp3,5 juta per meter karena adanya pembangunan jalan tembus dan bertambahnya pusat kuliner.

Namun, perjalanan investasi ini tidak sepenuhnya mulus. Saya menghadapi kendala ketika mengurus balik nama sertifikat di BPN yang memakan waktu hampir enam bulan. Dari sini saya belajar bahwa dalam membeli tanah kavling, pengecekan keaslian sertifikat dan status hukum tanah menjadi hal yang sangat penting agar tidak ada masalah di kemudian hari.

Risiko yang Perlu Diwaspadai

Meski peluangnya besar, investasi tanah di pinggir jalan raya tetap memiliki risiko. Beberapa risiko yang umum terjadi antara lain:

  • Sengketa lahan – Bisa muncul jika sertifikat tanah ganda atau ada klaim dari pihak lain.
  • Pembatasan tata ruang – Tidak semua tanah pinggir jalan bisa digunakan untuk bisnis, perlu dicek di RTRW setempat.
  • Biaya pajak dan perawatan – Tanah yang tidak segera dikembangkan tetap menimbulkan biaya tahunan seperti PBB.
  • Kebisingan dan polusi – Faktor ini bisa menurunkan minat pembeli yang ingin memanfaatkannya untuk hunian pribadi.

Memahami risiko sejak awal akan membantu investor mengantisipasi langkah yang lebih bijak.

Strategi Memaksimalkan Keuntungan

Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan agar investasi tanah kavling pinggir jalan lebih optimal:

  1. Lakukan survei lokasi langsung
    Jangan hanya mengandalkan iklan, tetapi kunjungi lokasi, cek kondisi lingkungan, dan potensi perkembangan ke depan.
  2. Analisis legalitas tanah
    Pastikan sertifikat tanah sah, tidak masuk dalam kawasan sengketa, dan sesuai dengan rencana tata ruang daerah.
  3. Hitung potensi bisnis
    Jika ingin disewakan, analisis jenis usaha yang paling cocok di lokasi tersebut. Misalnya, warung makan lebih cocok di dekat sekolah atau kampus, sementara ruko lebih cocok di kawasan bisnis.
  4. Diversifikasi investasi
    Jangan menaruh seluruh modal pada satu kavling. Kombinasikan dengan investasi lain agar risiko lebih terkontrol.
  5. Perhatikan momentum penjualan
    Harga tanah biasanya naik pesat setelah ada pembangunan infrastruktur baru. Menjual atau menyewakan di momen tepat akan memberikan keuntungan berlipat.

Studi Kasus: Investor di Yogyakarta

Seorang rekan investor membeli tanah kavling seluas 500 m² di pinggir jalan raya di Sleman, Yogyakarta, pada tahun 2019. Saat itu, harga tanah sekitar Rp1,8 juta per meter. Dalam waktu empat tahun, harga tanah tersebut meningkat hingga Rp4 juta per meter karena adanya pembangunan kampus baru dan jalur transportasi.

Namun, yang membuat investasi ini lebih menarik adalah strategi pemanfaatannya. Sebelum menjual tanah, ia membangunnya menjadi tiga unit ruko sederhana dan menyewakannya. Dari sewa saja, modal tanah bisa kembali dalam waktu kurang dari delapan tahun, belum termasuk potensi keuntungan dari kenaikan harga jual tanah.

Tips Praktis bagi Investor Pemula

Bagi Anda yang baru ingin mencoba investasi tanah kavling di pinggir jalan raya, berikut beberapa tips praktis:

  • Mulailah dengan lahan berukuran kecil agar modal tidak terlalu berat.
  • Manfaatkan jasa notaris dan PPAT untuk memastikan legalitas transaksi.
  • Cari informasi tren harga tanah di area tersebut, bisa dari agen properti maupun portal resmi pemerintah.
  • Pertimbangkan potensi penyewaan selain jual-beli agar aset tetap produktif.
  • Ikuti berita pembangunan daerah untuk mengetahui proyek infrastruktur baru.

Pandangan Jangka Panjang

Investasi tanah kavling di pinggir jalan raya bukanlah strategi cepat kaya, melainkan permainan jangka panjang. Nilai tanah bisa naik berlipat dalam 5–10 tahun, tergantung perkembangan wilayah. Oleh karena itu, investor perlu bersabar dan memiliki visi ke depan.

Selain keuntungan finansial, memiliki tanah di lokasi strategis juga bisa menjadi warisan berharga untuk generasi berikutnya. Dalam konteks ekonomi keluarga, tanah adalah aset nyata yang relatif aman dari inflasi, berbeda dengan investasi berbasis digital atau saham yang cenderung fluktuatif.


Previous Post Next Post