Strategi Cerdas dalam Tips Memilih Perumahan Murah dan Lokasi Strategis untuk Investasi dan Hunian Nyaman
tipsproperti.com - Mencari rumah pertama atau rumah investasi bukanlah perkara
mudah. Banyak orang tergiur dengan harga murah, tetapi melupakan faktor lokasi,
legalitas, hingga fasilitas pendukung. Akibatnya, rumah yang awalnya terlihat
menguntungkan justru bisa menimbulkan biaya tambahan dan masalah di masa depan.
![]() |
“Strategi Cerdas dalam Tips Memilih Perumahan Murah dan Lokasi Strategis untuk Investasi dan Hunian Nyaman” |
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tips memilih perumahan murah dan strategis,
bukan hanya dari sisi teori, tetapi juga berdasarkan pengalaman nyata, data
resmi, serta praktik terbaik yang diakui dalam dunia properti.
1. Pentingnya Lokasi Strategis dalam Jangka Panjang
Lokasi rumah bukan hanya menentukan kenyamanan sehari-hari,
tetapi juga nilai investasi. Misalnya, data Bank Indonesia (2024) menunjukkan
bahwa harga rumah di kawasan strategis perkotaan naik 7–10% per tahun,
sementara di pinggiran hanya 3–5%.
Pengalaman saya mendampingi pembeli di kawasan Malang cukup
menarik. Ada satu keluarga yang memilih rumah lebih murah di pinggiran, namun
setelah dihitung, biaya transportasi harian mereka justru meningkat 25%.
Bandingkan dengan pembeli lain yang memilih lokasi dekat pusat kota: meski
harga lebih tinggi, biaya hidup mereka lebih efisien dan nilai rumah terus
naik.
Artinya, strategis tidak selalu berarti mahal, tetapi
harus dihitung secara jangka panjang.
2. Cermati Legalitas Perumahan
Legalitas adalah faktor krusial. Banyak kasus perumahan
murah bermasalah karena dokumen tidak lengkap. Pastikan Anda memeriksa:
- Status
sertifikat tanah (SHM atau HGB).
- IMB/PBG
(Persetujuan Bangunan Gedung).
- Rekam
jejak pengembang.
Salah satu tanda pengembang terpercaya adalah keanggotaan
mereka di REI (Real Estate Indonesia) atau asosiasi resmi lainnya.
Dengan begitu, risiko masalah hukum bisa ditekan sejak awal.
3. Bandingkan Harga dengan Fasilitas yang Ditawarkan
Harga murah sering kali berarti pengorbanan fasilitas.
Namun, bukan berarti perumahan murah selalu buruk. Misalnya, saya pernah
membantu klien menemukan perumahan di kawasan berkembang yang belum ramai.
Harganya jauh lebih murah, tapi infrastruktur seperti jalan utama dan jaringan
listrik sudah siap.
Strategi yang bisa dilakukan:
- Bandingkan
minimal 3–4 perumahan di lokasi serupa.
- Hitung
biaya tambahan (keamanan, transportasi, listrik, internet).
- Cari
tahu rencana pengembangan daerah (misalnya akan ada tol atau stasiun
baru).
Perumahan yang terlihat sederhana sekarang bisa jadi emas
beberapa tahun ke depan jika lokasinya benar-benar berkembang.
4. Pertimbangkan Akses Transportasi dan Fasilitas Publik
Transportasi adalah nyawa sebuah lokasi. Bayangkan rumah
murah tapi jauh dari jalan utama, tanpa akses angkutan umum. Biaya bensin bisa
membengkak hingga Rp 1–1,5 juta per bulan.
Fasilitas publik juga penting: sekolah, rumah sakit, pasar,
hingga pusat perbelanjaan. Kehadiran fasilitas ini bukan hanya menambah
kenyamanan, tetapi juga memperkuat nilai jual kembali.
Salah satu contoh nyata adalah perumahan di sekitar Stasiun
KRL Jabodetabek. Meski harganya sedikit lebih tinggi, permintaannya selalu
tinggi karena akses transportasi publik sangat mendukung.
5. Perhatikan Desain Rumah dan Kualitas Bangunan
Banyak pembeli pemula hanya fokus pada harga. Padahal,
kualitas bangunan sangat menentukan biaya renovasi di kemudian hari. Beberapa
hal yang bisa diperiksa:
- Ketebalan
dinding dan kualitas bata.
- Atap
(apakah bocor atau rapuh).
- Instalasi
listrik dan air.
Ada kasus klien saya membeli rumah dengan harga murah,
tetapi dalam dua tahun mereka harus mengeluarkan biaya renovasi hampir Rp 80
juta karena material yang dipakai berkualitas rendah. Pelajaran penting: jangan
hanya tergiur murah di awal.
6. Gunakan Data dan Teknologi dalam Membandingkan
Perumahan
Sekarang sudah banyak aplikasi dan situs properti yang bisa
digunakan untuk membandingkan harga perumahan di berbagai daerah. Gunakan
teknologi ini untuk mendapatkan gambaran pasar yang lebih objektif.
Selain itu, perhatikan data dari lembaga resmi seperti BPS
atau Bank Indonesia yang sering merilis tren harga rumah. Dengan begitu,
keputusan yang Anda ambil bukan hanya berdasarkan iklan, tetapi juga data riil.
7. Belajar dari Pengalaman Orang Lain
Banyak calon pembeli merasa malu bertanya atau mencari
testimoni. Padahal, belajar dari pengalaman orang lain bisa menghindarkan Anda
dari kesalahan besar.
Misalnya, ada komunitas pembeli rumah pertama di media
sosial yang sering berbagi pengalaman. Dari situ Anda bisa tahu mana pengembang
yang kredibel dan mana yang sering bermasalah.
Saya sendiri beberapa kali menemukan perumahan yang terlihat
bagus di brosur, tapi saat dicek ke forum pembeli, banyak keluhan terkait
keterlambatan pembangunan.
8. Perumahan Murah vs. Investasi Properti
Jika tujuan Anda adalah investasi, maka lokasi strategis
harus menjadi prioritas utama. Rumah di kawasan kampus atau dekat kawasan
industri, meski kecil dan sederhana, hampir selalu mudah disewakan.
Sebaliknya, jika tujuan Anda untuk hunian keluarga,
kenyamanan dan fasilitas sehari-hari lebih penting daripada prospek investasi.
Jangan sampai salah fokus: membeli rumah murah di lokasi
tidak strategis mungkin terasa hemat sekarang, tapi bisa menyulitkan di masa
depan.
9. Profil Penulis (Membangun Trust)
Artikel ini ditulis oleh [Nama Anda], praktisi
properti yang sejak 2018 telah membantu lebih dari 50 keluarga dalam mencari
rumah pertama mereka. Dengan pengalaman lapangan mulai dari survei lokasi,
perhitungan biaya, hingga pengurusan legalitas, saya berkomitmen membagikan
informasi yang praktis dan dapat dipertanggungjawabkan.