tipsproperti.com - Meningkatkan visibilitas dan efektivitas sebuah website properti bukan hanya soal membuat tampilan menarik. Di tengah persaingan digital yang semakin kompetitif, pemilik platform properti harus menerapkan pendekatan berbasis pengalaman pengguna, kekuatan konten, serta strategi pemasaran yang sesuai nilai dan perilaku pasar. Artikel ini mengulas bagaimana pemilik situs properti, khususnya yang berbasis syariah, bisa membangun kredibilitas dan meningkatkan daya saing menggunakan pendekatan people-first content, didukung dengan prinsip E-E-A-T dari Google.
![]() |
Strategi Cerdas Meningkatkan Daya Saing Website Properti di Era Digital |
Memahami Search Intent Konsumen Properti Digital
Sebelum menyusun strategi konten maupun desain teknis,
penting untuk memahami apa sebenarnya yang dicari oleh pengguna ketika
mengetikkan kueri seperti "rumah tanpa riba", "KPR
syariah", atau "cicilan rumah islami". Berdasarkan laporan
tahunan dari Google Trends Indonesia (2024), terjadi peningkatan sebesar 23%
dalam pencarian terkait hunian yang sesuai syariat Islam.
Artinya, pengguna bukan hanya ingin melihat daftar rumah,
tapi juga ingin dipandu menuju solusi yang mereka percayai secara nilai dan
prinsip. Website yang hanya memajang listing tanpa penjelasan tentang akad,
skema pembayaran, legalitas syariah, atau testimoni pengguna akan ditinggalkan
demi platform yang menjawab kekhawatiran mereka secara komprehensif.
Integrasi Nilai Syariah dalam Strategi Konten
Salah satu keunggulan kompetitif dari website properti
berbasis syariah adalah nilai yang mereka bawa. Namun sering kali keunggulan
ini tidak ditampilkan secara maksimal. Konten bukan hanya harus menyebutkan
"bebas riba", tapi juga menyertakan penjelasan:
- Akad
apa yang digunakan? (Murabahah, Musyarakah Mutanaqisah, atau Ijarah?)
- Bagaimana
proses serah terima dan transparansi harga?
- Apakah
developer dan notaris memiliki rekam jejak amanah?
Misalnya, dalam halaman FAQ atau blog, Anda bisa menjelaskan
simulasi transaksi menggunakan ilustrasi real (bukan asumsi). Gunakan studi
kasus dari konsumen yang telah berhasil membeli rumah melalui skema syariah dan
tampilkan testimoni mereka, lengkap dengan foto rumah dan narasi pengalaman.
Ini menciptakan sinyal experience yang kuat, sesuai panduan Google.
Gunakan Data untuk Menguatkan Kredibilitas
Dalam konteks E-E-A-T, kredibilitas konten dapat
ditingkatkan dengan menyertakan data dan referensi yang dapat diverifikasi.
Berikut adalah contoh integrasi data konkret dalam konten:
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Properti Syariah IDN
pada awal 2025 terhadap 1.200 responden usia produktif, sebanyak 69%
menyatakan memilih KPR syariah dibandingkan konvensional karena menghindari
riba dan sistem bunga. Menariknya, mayoritas dari mereka mencari informasi
properti syariah melalui platform online sebelum melakukan transaksi offline.
Dengan menyisipkan data seperti ini, Anda tidak hanya
memperkaya isi konten, tetapi juga menambah bobot otoritas dan kepercayaan, dua
unsur utama dari E-E-A-T.
Tampilkan Siapa di Balik Konten Anda (Who)
Banyak website properti tidak mencantumkan informasi penulis
atau narasumber yang terlibat dalam pembuatan konten mereka. Padahal, Google
sangat menyarankan adanya byline dan profil penulis, terutama jika
artikel berkaitan dengan topik Your Money or Your Life (YMYL) seperti properti.
Jika Anda menulis panduan membeli rumah syariah, pastikan
ada penjelasan bahwa penulis adalah praktisi properti, konsultan syariah, atau
setidaknya pernah mengalami proses tersebut secara langsung. Tautkan ke halaman
“Tentang Kami” atau profil LinkedIn penulis. Tambahkan juga dokumentasi visual
(foto lokasi proyek, sertifikat, contoh akad).
Rancang Navigasi dan UX Sesuai Perilaku Pembaca
Pengalaman halaman atau page experience juga bagian
dari sistem pemeringkatan. Banyak pengunjung meninggalkan website bukan karena
isi kontennya buruk, tetapi karena sulit ditemukan, lambat dibuka, atau tidak
responsif di perangkat mobile.
Beberapa saran UX untuk website properti Anda:
- Pastikan
filter pencarian mudah digunakan (lokasi, harga, tipe akad)
- Gunakan
CTA (Call to Action) yang sesuai: "Konsultasi Gratis Akad
Syariah", "Unduh Brosur Legalitas Developer"
- Optimalkan
kecepatan halaman dengan kompresi gambar dan hosting yang andal
- Gunakan
breadcrumb dan menu navigasi yang memudahkan user kembali ke halaman
kategori
Optimasi Internal Linking dan Topik Relevan
Salah satu teknik konten people-first yang efektif adalah
membangun ekosistem informasi di dalam situs Anda. Misalnya:
- Artikel
1: Panduan Lengkap KPR Syariah untuk Pemula
- Artikel
2: Perbandingan Murabahah vs Musyarakah Mutanaqisah
- Artikel
3: 5 Developer Syariah Terpercaya di Jawa Barat
Ketiga artikel tersebut harus saling terhubung secara logis
dan teknis. Ini akan membantu pembaca mendapatkan pemahaman holistik serta
memperkuat sinyal relevansi bagi Google. Dan tentu saja, jangan lupa
mengarahkan pembaca ke halaman utama website
properti Anda sebagai sumber utama penelusuran.
Hindari Konten Generik dan Duplikat
Kesalahan yang umum terjadi pada banyak website properti
adalah penggunaan deskripsi proyek atau listing yang sama persis dengan materi
dari developer. Hal ini tidak hanya berpotensi mendatangkan penalti deduplikasi
dari Google, tapi juga membuat konten Anda tidak memiliki nilai tambah.
Sebaliknya, cobalah:
- Tulis
ulang deskripsi dengan gaya bahasa natural.
- Tambahkan
ulasan langsung dari pengunjung lokasi.
- Tampilkan
kelebihan proyek dari sudut pandang calon pembeli: aksesibilitas, nilai
syariah, keamanan lingkungan.
Jika listing berasal dari agen, mintalah testimoni dan
insight mereka secara langsung untuk memperkaya narasi.
Libatkan Komunitas untuk Meningkatkan Trust dan Interaksi
Strategi people-first tidak hanya berlaku pada tulisan,
tetapi juga dalam membangun komunitas yang relevan. Misalnya, adakan sesi
webinar atau live Instagram bertema “Cara Beli Rumah Tanpa Riba” yang
melibatkan narasumber dari developer syariah, konsultan hukum, atau konsumen
yang sudah membeli.
Konten seperti ini bisa di-repurpose menjadi artikel blog,
video pendek, bahkan testimonial. Selain menjadi sinyal otoritas, cara ini juga
memperlihatkan bahwa brand Anda aktif dan terhubung dengan audiensnya.