Properti Tari Merak: Ragam, Makna, dan Keanggunan dalam Gerak
tipsproperti.com - Tari Merak adalah salah satu karya seni tari kreasi baru yang lahir dari kekayaan budaya Sunda di Jawa Barat. Tari ini terinspirasi dari gerakan dan keindahan seekor burung merak jantan yang memikat perhatian betina melalui tarian, warna, dan bentuk tubuhnya yang anggun. Sebagai representasi dari tarian burung merak itu sendiri, kostum dan perlengkapan yang dikenakan penari memiliki peran vital. Tidak hanya sebagai hiasan, tetapi juga untuk memperkuat pesan visual serta mendukung keindahan setiap gerakan.
Dalam dunia seni pertunjukan, kostum dan atribut
bukan sekadar pelengkap. Mereka merupakan bagian dari narasi yang tidak
terucap. Melalui detail busana, perhiasan, hingga aksesoris, penonton diajak
untuk masuk lebih dalam ke dalam atmosfer budaya dan pesan yang ingin
disampaikan oleh sang penari.
1. Mahkota Merak: Simbol Keagungan di Atas
Kepala
Properti pertama yang mencolok dari Tari Merak
adalah mahkota. Bentuknya menyerupai kepala burung merak dengan jambul dan
bulu-bulu panjang yang dihias warna-warni. Mahkota ini bukan sekadar penutup
kepala, melainkan simbol keagungan dan daya tarik. Dalam tarian, kepala menjadi
salah satu pusat ekspresi. Dengan adanya mahkota yang besar dan mencolok,
kepala penari menjadi pusat perhatian yang menggambarkan dominasi sekaligus
keindahan sang merak jantan.
Mahkota ini biasanya dibuat dari bahan ringan
seperti karton tebal, kain beludru, dan dihias bulu sintetis serta permata
imitasi. Warna dominan yang digunakan umumnya hijau, biru, dan emas—warna khas
bulu merak.
2. Susumping dan Subang: Detail Tradisional
yang Bermakna
Susumping adalah hiasan pipi yang dipasang di
kedua sisi kepala. Biasanya berbentuk segitiga kecil dan ditempelkan di dekat
telinga. Properti ini merupakan warisan dari busana tradisional Sunda dan
sering terlihat dalam berbagai bentuk tari daerah. Sedangkan subang, atau
anting-anting besar yang mencolok, digunakan untuk mempercantik bagian telinga
dan menambahkan kesan mewah.
Kehadiran susumping dan subang tidak hanya
memperkaya tampilan visual, tetapi juga menjadi penghubung antara estetika
tradisional dengan tari kreasi modern.
3. Kemben: Menyatukan Bentuk Tubuh dan Warna
Burung Merak
Kemben merupakan pakaian bagian atas yang
dikenakan penari. Biasanya menutupi dari bagian dada hingga pinggang. Dalam
Tari Merak, kemben dihias motif bulu merak yang rumit dan penuh warna, selaras
dengan keseluruhan tema visual dari tarian tersebut.
Bahan yang digunakan umumnya kain satin atau
beludru yang memberi efek mengkilap di bawah cahaya panggung. Warna hijau, biru
toska, dan kuning keemasan menjadi warna dominan yang memunculkan kesan anggun
sekaligus berenergi.
4. Sayap Merak: Keindahan yang Bergerak
Sayap merupakan elemen utama dalam properti Tari Merak.
Sayap ini menjuntai dari bagian lengan hingga pinggang atau lebih panjang lagi,
sehingga bisa dikembangkan seperti kipas saat penari membentangkan tangannya.
Properti ini benar-benar menggambarkan karakter
burung merak. Dengan gerakan tangan dan badan yang sinkron, penari bisa membuka
atau menutup sayap ini sehingga menciptakan ilusi visual yang sangat memesona.
Umumnya sayap dihias dengan motif bulu merak, menggunakan warna gradasi dari
hijau ke biru serta tambahan payet atau bordiran yang mempercantik setiap
gerakannya.
5. Sampur: Selendang Fleksibel Pendukung
Gerakan
Sampur atau selendang adalah salah satu atribut
penting dalam banyak tari tradisional Indonesia, termasuk dalam Tari Merak.
Biasanya digunakan dengan cara diikatkan di pergelangan tangan atau dilepas di
bagian bahu. Sampur berfungsi untuk memperlembut gerakan tangan sekaligus
mempertegas gerakan tari yang mengalir.
Dalam Tari Merak, sampur tidak hanya berfungsi
dekoratif, tetapi juga berperan mendukung kesan bahwa penari sedang
memperagakan gerak sayap merak yang lembut. Warna dari sampur biasanya senada
atau sedikit lebih kontras dari kostum utama untuk memberikan efek visual yang
dinamis.
6. Rok Panjang Bermotif Ekor Merak
Rok panjang atau kain bawahan pada Tari Merak
umumnya dibuat melebar di bagian bawah untuk mempertegas setiap langkah. Motif
bulu merak juga mendominasi bagian ini, dengan desain menyerupai ekor yang
menyapu lantai ketika penari bergerak.
Gerakan rok ini menjadi penopang penting dalam
menciptakan siluet menyerupai seekor burung merak saat sedang berjalan atau
membuka ekor. Detail motif dan gradasi warna harus konsisten dengan bagian atas
agar tercipta harmoni visual yang kuat.
7. Sabuk dan Apok: Mengunci Siluet dan
Struktur Kostum
Sabuk berfungsi untuk mengikat kemben dan rok
agar kostum tetap stabil ketika penari bergerak aktif. Biasanya dihiasi dengan
ornamen logam atau sulaman emas agar tampak lebih mewah. Apok, di sisi lain,
merupakan semacam kain tambahan yang digunakan sebagai pelengkap di bagian dada
atau bahu.
Meskipun tidak menjadi fokus utama secara visual,
sabuk dan apok penting untuk membentuk struktur kostum dan memperindah
lapisan-lapisan pakaian yang dikenakan.
8. Gelang dan Kilat Bahu: Detail Pendukung
Estetika
Gelang tangan yang dikenakan biasanya besar dan
mencolok, seringkali dari bahan imitasi emas atau manik-manik. Sementara kilat
bahu, atau ornamen tambahan yang diletakkan di bahu, memberi efek visual megah
dan memperkuat kesan kerajaan pada penampilan penari.
Gelang juga membantu menarik perhatian ke gerakan
tangan yang lembut dan ekspresif, sedangkan kilat bahu mempertegas garis siluet
bagian atas tubuh penari.
9. Tata Rias yang Mendukung Karakterisasi
Walaupun bukan termasuk properti secara fisik,
tata rias wajah dalam Tari Merak berperan besar dalam membangun karakter.
Riasan dibuat dramatis, dengan warna-warna yang kuat seperti biru dan ungu di
area mata, lipstik merah terang, serta alis yang ditebalkan.
Tujuannya adalah untuk membuat ekspresi wajah
lebih terlihat dari kejauhan, sekaligus menyatu dengan nuansa kostum yang penuh
warna.
10. Sepatu Tari atau Alas Kaki
Beberapa penari Tari Merak menggunakan sepatu
tari ringan atau alas kaki khusus yang tidak mengganggu gerakan. Warna dari
sepatu biasanya senada dengan kostum agar tidak mencolok.
Namun, banyak pula penampilan yang dilakukan tanpa alas kaki untuk mempertahankan keaslian dan keintiman kontak dengan lantai panggung, sehingga gerakan menjadi lebih fleksibel.
No comments: