tipsproperti.com - Industri properti Indonesia terus mengalami perkembangan signifikan, ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan besar yang menguasai lahan, membangun kawasan terpadu, hingga berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Artikel ini membahas secara lengkap siapa saja perusahaan properti terbesar di Indonesia per kuartal pertama tahun 2024, dengan menyajikan data aset, proyek unggulan, dan wilayah operasional mereka.
Bagi investor, pembeli rumah, bahkan pemerintah daerah,
mengetahui siapa saja pemain utama di industri properti sangat krusial. Mereka
tidak hanya membangun kawasan hunian, tetapi juga menentukan tren tata kota,
penyediaan ruang komersial, dan pertumbuhan nilai tanah di berbagai daerah.
Selain itu, perusahaan properti besar sering kali memiliki
rekam jejak yang lebih kuat, akses pendanaan lebih luas, dan kemampuan ekspansi
lintas kota hingga lintas negara. Semua ini menjadi pertimbangan penting dalam
membuat keputusan properti, baik untuk investasi jangka panjang maupun konsumsi
pribadi.
Tabel Perbandingan: Perusahaan Properti Terbesar dan Aset
Mereka
Untuk memudahkan pemahaman, berikut adalah perbandingan
singkat lima perusahaan properti terbesar yang sudah go public (Tbk)
berdasarkan laporan keuangan kuartal I tahun 2024.
Nama Perusahaan |
Total Aset (Rp Triliun) |
Proyek Ikonik |
Wilayah Operasi |
Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) |
65,8 |
BSD City, AEON Mall |
Jabodetabek, Balikpapan |
Ciputra Development Tbk (CTRA) |
41,2 |
CitraLand, CitraGarden |
Nasional + Asia Tenggara |
Summarecon Agung Tbk (SMRA) |
30,5 |
Summarecon Bekasi, Serpong |
Jabodetabek, Karawang |
Agung Podomoro Land Tbk (APLN) |
32,1 |
Podomoro City, Green Bay Pluit |
Jakarta, Medan, Bandung |
Pakuwon Jati Tbk (PWON) |
26,9 |
Kota Kasablanka, Tunjungan Plaza |
Jakarta, Surabaya, Solo |
Data diolah dari Laporan Keuangan Publik Q1–2024.
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa BSDE menjadi pemilik
aset terbesar, sementara Ciputra menjadi pemain dengan jangkauan internasional
paling luas.
Proyek-Proyek Ikonik yang Mencerminkan Skala dan Strategi
Setiap perusahaan dalam daftar ini memiliki ciri khas
tersendiri dalam membangun proyek. Misalnya, BSD City oleh BSDE tidak hanya
menjadi kawasan hunian, tetapi juga dilengkapi pusat komersial, pendidikan, dan
teknologi digital seperti Digital Hub.
Ciputra, di sisi lain, berhasil mengekspor konsep “Citra” ke
berbagai kota di Indonesia bahkan ke luar negeri seperti Vietnam dan Kamboja.
Ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan replikasi model bisnis yang kuat.
Pakuwon Jati konsisten mengembangkan proyek mixed-use
vertical seperti superblok Tunjungan City dan Kota Kasablanka — model efisien
di kota padat dengan keterbatasan lahan.
Bagaimana Mereka Bertumbuh?
Pertumbuhan perusahaan properti besar biasanya berkaitan
erat dengan dua hal: landbank (cadangan lahan) dan diversifikasi
portofolio proyek.
BSDE, misalnya, masih memiliki lebih dari 3.000 hektar
landbank yang siap dikembangkan dalam 10–15 tahun ke depan. Sementara Ciputra,
dengan pendekatan franchise properti, membentuk banyak kemitraan lokal untuk
mempercepat ekspansi dan berbagi risiko investasi.
Beberapa perusahaan juga mulai menjajaki pasar perumahan
menengah ke bawah untuk memperluas basis pelanggan. Agung Podomoro melalui
proyek-proyek seperti Podomoro Tenjo dan Bukit Podomoro menargetkan kelas
menengah yang memiliki permintaan tinggi namun sensitif terhadap harga.
Tantangan di Industri Properti 2024
Walaupun terlihat menjanjikan, industri ini menghadapi
tantangan cukup berat. Suku bunga acuan yang tinggi membuat KPR jadi lebih
mahal. Selain itu, keterbatasan lahan strategis dan perizinan masih menjadi
hambatan, terutama di kota-kota besar.
Beberapa perusahaan bahkan harus menyesuaikan strategi
bisnis dengan tren kebutuhan baru pasca pandemi, seperti meningkatnya
permintaan akan ruang terbuka hijau, kawasan sehat, dan fasilitas kerja di
rumah.
Perusahaan Properti Terbesar di Indonesia Menurut Data
dan Reputasi
Untuk mendapatkan insight lebih luas dan mendalam tentang
siapa saja sebenarnya perusahaan
properti terbesar di Indonesia, kamu bisa melihat berbagai parameter:
tidak hanya aset, tetapi juga reputasi brand, proyek yang berkelanjutan, dan
konsistensi kinerja dalam jangka panjang.
Beberapa pemain besar lain yang juga patut diperhatikan
adalah:
- PT
Lippo Karawaci Tbk (LPKR): dengan proyek seperti Meikarta dan Siloam
Hospitals, Lippo memadukan properti dengan layanan kesehatan.
- PT
Alam Sutera Realty Tbk (ASRI): dikenal dengan konsep township dan
fokus pada efisiensi.
- Greenwoods
Group: meskipun belum Tbk, pertumbuhan mereka pesat di segmen menengah
atas dan kawasan terpadu.
Apa yang Membuat Suatu Perusahaan Properti Layak Disebut
“Terbesar”?
Ukuran “terbesar” dalam industri properti tidak semata-mata
mengacu pada nilai aset. Beberapa indikator lain yang bisa digunakan antara
lain:
- Diversifikasi
proyek: apakah mereka hanya membangun residensial, atau juga
komersial, kawasan industri, hospitality?
- Volume
penjualan tahunan
- Reputasi
merek dan loyalitas konsumen
- Kemampuan
inovasi dan adaptasi teknologi
- Ekspansi
regional atau internasional
- Kinerja
saham (jika Tbk)
Dengan menggabungkan semua faktor tersebut, kita bisa
menilai kekuatan dan daya tahan bisnis properti dalam menghadapi gejolak pasar.
Insight untuk Investor dan Pembeli Properti
Bagi investor properti, nama besar memberikan rasa aman,
terutama dari sisi legalitas dan kualitas pembangunan. Namun, itu bukan
satu-satunya faktor. Investor tetap perlu mempertimbangkan lokasi proyek,
potensi kenaikan harga tanah, dan daya beli masyarakat setempat.
Sementara itu, bagi pembeli rumah pertama, perusahaan besar
biasanya menyediakan skema pembiayaan yang lebih variatif dan fasilitas pasca
serah-terima yang lebih rapi — seperti manajemen kawasan, keamanan 24 jam, dan
layanan pengelolaan properti.