tipsproperti.com - Industri properti di Indonesia bukan hanya soal menjual rumah dan gedung pencakar langit. Di balik mega proyek dan kawasan kota mandiri, ada nama-nama besar yang membentuk lanskap hunian dan komersial negara ini. Para pengusaha ini bukan hanya pebisnis, tetapi juga visioner yang memengaruhi arah pembangunan, investasi, bahkan gaya hidup urban masyarakat.
Berikut ini adalah deretan owner properti di Indonesia
yang berhasil mengukir nama dalam sejarah bisnis dan pembangunan nasional:
👉
owner properti di Indonesia
1. Ciputra – Pelopor Kota Mandiri dan Pendidikan Bisnis
Dr. (HC) Ir. Ciputra mendirikan Ciputra Group dan dikenal
sebagai arsitek di balik proyek seperti Citra Garden, CitraLand, dan Citra
Raya. Uniknya, beliau mengintegrasikan dunia properti dan pendidikan lewat
pendirian Universitas Ciputra yang berbasis entrepreneurship.
Dengan prinsip “membangun bangsa melalui kewirausahaan,”
Ciputra tak hanya menjual rumah, tapi menciptakan ekosistem hidup yang
berkelanjutan. Ia juga termasuk dalam jajaran pengusaha properti pertama dari
Indonesia yang dikenal di kancah internasional.
2. Eka Tjipta Widjaja (Sinar Mas Land) – Mengintegrasikan
Bisnis & Infrastruktur
Lewat Sinar Mas Land, Eka Tjipta memfokuskan ekspansi pada
proyek berskala kota seperti BSD City dan Kota Deltamas. Tak hanya menyediakan
hunian, kawasan ini juga dilengkapi dengan area industri, perkantoran,
pendidikan, dan pusat teknologi seperti Digital Hub.
Sinar Mas Land dikenal memanfaatkan teknologi smart city
sejak awal. Mereka juga gencar melakukan kolaborasi internasional, menjadikan
properti sebagai sektor strategis untuk ekonomi digital Indonesia.
3. Mochtar Riady (Lippo Group) – Mendorong Inklusi
Properti & Layanan Publik
Mochtar Riady adalah tokoh di balik Lippo Group, dengan
proyek andalan seperti Meikarta dan Lippo Karawaci. Strategi khas grup ini
adalah menggabungkan properti dengan layanan publik seperti rumah sakit
(Siloam), pendidikan (Pelita Harapan), dan mall skala nasional.
Meski beberapa proyeknya menuai kontroversi, kontribusinya
dalam memperluas akses publik terhadap layanan urban terintegrasi sangat besar.
Lippo sering menjadi pionir dalam konsep mix-used development di Indonesia.
4. Alexander Tedja – Raja Mall yang Memperluas Bisnis ke
Properti Premium
Sebagai pendiri Pakuwon Group, Alexander Tedja terkenal
sebagai pengembang pusat perbelanjaan kelas atas seperti Tunjungan Plaza dan
Gandaria City. Namun kontribusinya meluas hingga kawasan hunian premium di
Surabaya dan Jakarta.
Pakuwon dikenal dengan pendekatan vertikal melalui
superblok—menggabungkan hunian, perkantoran, dan retail dalam satu area. Ini
menjawab tantangan keterbatasan lahan di pusat kota sekaligus mendorong
efisiensi mobilitas.
5. Keluarga Kuncoro Wibowo (Kawan Lama Group) – Retailer
yang Merambah Properti
Berawal dari bisnis retail seperti ACE Hardware dan Informa,
Kawan Lama Group kini juga aktif dalam pengembangan properti melalui Living
World dan proyek komersial lainnya. Fokus mereka lebih pada lifestyle center
dan kawasan multi-fungsi.
Ekspansi ini menunjukkan bagaimana kekuatan retail bisa
mendorong nilai tambah properti secara sinergis. Kombinasi customer insight dan
lokasi strategis menjadi keunggulan utama mereka.
6. Hary Tanoesoedibjo (MNC Land) – Sinergi Properti &
Media
Hary Tanoe membangun MNC Land sebagai unit pengembangan
properti dari grup medianya. Proyek unggulan seperti Lido City mengintegrasikan
resort, theme park, dan kawasan ekonomi khusus (KEK).
Dengan latar belakang media, MNC Land cenderung
memaksimalkan storytelling dan branding dalam mengembangkan kawasan. Hal ini
menciptakan daya tarik investasi yang bukan hanya berbasis fisik, tetapi juga
citra dan pengalaman.
7. Antoni Salim (Salim Group) – Diversifikasi Lewat
Indogrosir & Kawasan Terpadu
Meskipun lebih dikenal lewat sektor makanan (Indofood),
Salim Group juga bergerak dalam properti melalui pengembangan kawasan seperti
Kelapa Gading dan Grand Depok City.
Model pengembangannya menekankan keterjangkauan dan
kemudahan akses transportasi. Ini memberi kontribusi besar dalam menyediakan
hunian untuk kelas menengah yang terus tumbuh di kota satelit.
8. Tahir (Mayapada Group) – Investasi Properti sebagai
Pilar Diversifikasi
Tahir memulai kariernya di bidang tekstil dan perbankan,
namun kemudian membentuk Mayapada Group yang juga masuk ke sektor properti.
Proyek andalan seperti Mayapada Tower menunjukkan fokusnya pada gedung
perkantoran premium dan kawasan niaga.
Gaya bisnisnya cenderung konservatif tapi stabil, dengan
fokus pada sektor yang memiliki kebutuhan jangka panjang dan pertumbuhan nilai
aset tinggi.
9. Rusmin Widjaja (Intiland) – Mengusung Green
Architecture dan Urban Living
Intiland dikenal sebagai pengembang yang memadukan desain
arsitektur berkelanjutan dan fungsi urban. Proyek seperti 1Park Residence dan
Spazio Tower menawarkan hunian dan perkantoran yang responsif terhadap gaya
hidup modern.
Selain aspek desain, Intiland juga mendorong inklusi dengan
menghadirkan program affordable housing di beberapa proyek. Pendekatan ini
memperluas akses terhadap properti berkualitas bagi masyarakat luas.
10. James Riady – Fokus Properti Edukasi dan Komunitas
James Riady, putra Mochtar Riady, fokus pada pendidikan dan
komunitas dalam pengembangan properti. Beberapa proyeknya dirancang untuk
mendukung gaya hidup sehat, literasi, dan pendidikan berbasis nilai-nilai
spiritual.
Ia juga menjadi tokoh penting dalam pengembangan properti
kampus dan komunitas terpadu seperti Lippo Cikarang. Kombinasi idealisme dan
strategi bisnis menjadikan pendekatannya unik di antara pengusaha lain.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Owner
Properti di Indonesia?
Para owner properti di Indonesia bukan hanya
membangun gedung. Mereka membangun ekosistem, kota, bahkan masa depan. Pola
yang tampak dari para pemimpin ini antara lain:
- Berpikir
jangka panjang: Mereka tidak hanya melihat ROI cepat, tetapi juga
bagaimana kawasan memberi dampak sosial dan ekonomi.
- Mengintegrasikan
layanan: Properti bukan sekadar fisik, tapi bagian dari kehidupan:
pendidikan, kesehatan, hiburan.
- Berani
bereksperimen: Dari smart city, vertical development, hingga kawasan
tematik.
- Memanfaatkan
brand & media: Mereka tahu kekuatan persepsi publik dalam
menaikkan nilai properti.
Jika Anda tertarik menjadi bagian dari ekosistem ini,
pelajari bagaimana mereka mengelola risiko, memilih lokasi, dan menciptakan
nilai jangka panjang—lebih dari sekadar menjual bangunan.