Menyelami Properti Tari Pendet: Makna, Pengalaman Langsung, dan Perspektif Budaya Bali

tipsproperti.com - Tari Pendet merupakan salah satu warisan budaya takbenda yang paling dikenal dari Pulau Bali. Identik dengan nuansa sakral namun tetap bersahabat, tarian ini tak hanya menampilkan keindahan gerak, namun juga kaya akan simbolisme—terutama melalui penggunaan propertinya. Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam makna properti tari Pendet, merujuk langsung pada pengalaman nyata menyaksikan pertunjukannya serta pandangan ahli budaya Bali.



Pengalaman Langsung Menyaksikan Tarian Pendet di Ubud

Pertama kali saya menyaksikan Tari Pendet secara langsung adalah di Ubud, tepatnya di halaman Puri Saren Agung, dalam sebuah pertunjukan seni budaya terbuka untuk wisatawan dan masyarakat lokal. Malam itu, suasana sangat sakral: lampu temaram, bebauan dupa memenuhi udara, dan suara gamelan Bali mengalun khas.

Para penari, remaja perempuan berpakaian adat Bali, memasuki panggung dengan membawa bokor—wadah berbentuk bundar berisi bunga. Selendang kuning keemasan melingkari bahu mereka, dan rambut dihiasi bunga kamboja putih. Gerakan mereka luwes, ekspresif, dan penuh makna.

Ketika bunga ditaburkan ke arah penonton, saya merasakan suasana menyambut yang kuat, seolah seluruh hadirin diajak masuk ke dalam ruang spiritual khas Bali. Pemandu wisata lokal menjelaskan bahwa taburan bunga bukan sekadar gestur keindahan, melainkan bentuk persembahan kepada para dewa sekaligus menyambut roh baik.

Melihat langsung bagaimana properti tari Pendet digunakan memberi saya pemahaman baru: tarian ini tidak sekadar seni pertunjukan, melainkan jembatan antara manusia dan alam semesta spiritual.

Makna dan Fungsi Setiap Properti Tari Pendet

Setiap properti dalam Tari Pendet memiliki peran simbolis dan fungsional. Tidak ada elemen yang hadir tanpa makna. Berikut beberapa properti utama dalam tari Pendet dan maknanya:

1. Bokor Berisi Bunga

Bokor adalah wadah berbentuk mangkuk kecil, biasanya terbuat dari kuningan atau perak, berisi bunga kamboja, cempaka, atau bunga warna-warni lainnya. Bokor ini menjadi elemen utama dalam tarian Pendet karena mewakili persembahan kepada para dewa.

Taburan bunga dari bokor menjadi simbol penyucian ruang pertunjukan serta bentuk sambutan spiritual terhadap energi baik. Penari biasanya mengayunkan bokor dengan gerakan halus sebelum menaburkan isi bunga ke arah penonton.

2. Selendang

Selendang dalam Tari Pendet biasanya berwarna kuning emas atau cerah, digunakan untuk mempertegas gerakan tangan dan bahu penari. Selain memperindah visualisasi tarian, selendang juga menjadi simbol kelembutan dan keanggunan wanita Bali.

Penari Pendet menggunakan selendang dalam gerakan melingkar atau memutar, yang merepresentasikan siklus kehidupan dan keseimbangan alam.

3. Bunga di Rambut

Biasanya penari akan menghiasi rambut dengan bunga kamboja atau cempaka. Ini bukan hanya untuk estetika, tetapi juga bagian dari upacara pemanggilan aura suci. Dalam budaya Bali, bunga memiliki fungsi spiritual sebagai media pemurnian dan perantara komunikasi dengan dunia roh.

Dengan pemakaian bunga ini, penari diharapkan hadir tidak hanya sebagai individu, tapi sebagai wakil dari kekuatan luhur yang membawa pesan-pesan suci.

Perspektif Ahli Seni Tari Tradisional Bali

Untuk memperkaya pemahaman tentang properti tari Pendet, saya menghubungi Ibu Ni Luh Kartini, seorang dosen tari di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Dalam wawancara daring, beliau menjelaskan bahwa properti dalam Tari Pendet tidak bisa dilepaskan dari konsep rwa bhineda, yakni keseimbangan antara dua kekuatan berlawanan di alam semesta.

Menurut beliau:

“Bokor dengan bunga bukan sekadar alat, tetapi simbol dharma. Tarian Pendet itu secara filosofis adalah penyambutan, tidak hanya terhadap manusia, tetapi juga terhadap energi baik yang hadir dari dimensi spiritual.”

Beliau juga menekankan bahwa tarian Pendet awalnya adalah bagian dari ritual sakral di pura sebelum akhirnya dikembangkan sebagai seni pertunjukan untuk menyambut tamu dan wisatawan.

Dalam konteks ini, penggunaan properti tidak hanya mendukung tampilan visual, tetapi menjadi bagian dari narasi spiritual dan budaya yang dalam.

Perbedaan Pendet Ritual dan Pendet Penyambutan

Perlu diketahui bahwa Tari Pendet memiliki dua versi: versi sakral (ritual) dan versi penyambutan. Keduanya menggunakan properti serupa, namun maknanya bisa berbeda dalam konteks penggunaannya.

Dalam Pendet ritual, bokor dan bunga digunakan untuk menyucikan ruang upacara serta memanggil roh baik. Penarinya adalah pemudi yang menjalani ritual khusus terlebih dahulu.

Sementara pada Pendet penyambutan, properti berperan dalam membangun suasana hangat dan akrab. Penari tidak wajib menjalani ritual sakral, karena konteksnya lebih sebagai pertunjukan seni.

Namun demikian, kesakralan tetap dijaga, terutama dalam pemilihan properti yang sesuai dengan adat Bali.

Relevansi Properti Tari Pendet dalam Pelestarian Budaya

Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, penggunaan properti tradisional dalam tari seperti Pendet menjadi penting sebagai upaya pelestarian budaya. Banyak sanggar tari di Bali yang tetap mempertahankan keaslian propertinya—termasuk bentuk bokor, jenis bunga, hingga motif selendang—sebagai bagian dari identitas budaya lokal.

Saya sempat mengunjungi salah satu sanggar di daerah Gianyar, dan berbincang dengan pelatih tari, Bapak Wayan Ardika. Beliau menegaskan bahwa melatih anak-anak sejak usia dini dengan penggunaan properti yang benar adalah bagian dari menjaga nilai-nilai luhur Bali.

“Kami tidak sekadar mengajarkan gerakan. Kami tanamkan juga filosofi di balik setiap benda yang mereka pegang dalam tarian. Kalau hanya menari tanpa tahu makna, itu bukan Pendet namanya,” ujarnya.

Properti Tari Pendet dalam Pembelajaran Seni Budaya

Banyak sekolah di luar Bali kini mulai mengenalkan Tari Pendet sebagai bagian dari kurikulum seni budaya. Namun, dalam proses pengajarannya, sering kali properti hanya dianggap sebagai pelengkap, tanpa diberi penjelasan makna budaya yang terkandung.

Padahal, salah satu cara paling efektif untuk memahami budaya adalah melalui simbol-simbolnya. Dan dalam hal ini, properti tari Pendet adalah media yang sangat kuat untuk membangun koneksi antara pelajar dengan nilai-nilai spiritual dan estetika budaya Bali.

Dengan memberikan pemahaman filosofis dalam pembelajaran, siswa tidak hanya diajak meniru gerakan, tapi juga meresapi esensi budaya Nusantara yang kaya makna.

 

No comments:

Powered by Blogger.